Rest Area Udah Luas dan Megah, Tapi Bertolak Belakang dengan Adab Kebanyakan Pengunjungnya
Tempat sampah terpilah yang ada di rest area tol Driyorejo, Jawa Timur |
Sampah kemasan sekali pakai seperti botol plastik kemasan sekali pakai, kemasan pembungkus makanan hingga putung rokok hadir di meja yang biasanya terdapat di area Indomaret Point. Padahal, saya pantau ada beberapa bahkan banyak tempat sampah di sekitar.
2. Banyak Sampah Bertebaran di Jalan
Sebuah ELF baru saja terparkir, banya orang-orang di dalamnya keluar terbirit-birit hendak segera ke toilet. Namun, ada juga penumpang yang tetap di dalam dan di sekitaran ELF. Mereka yang masih berada di sekitar ELF termasuk sopir ELF dengan santainya mengeluarkan sampah dari ELF, dan membiarkan sampah itu berada di jalan.
Ternyata, tidak hanya rombongan ELF itu saja. Saat saya hendak membeli cemilan, ada banyak sampah yang sudah tergeletak di jalan dan berterbangan. Walaupun tidak banyak, tetap saja merusak estetika dan nilai rest area yang sudah dibentuk secara luas dan megah ini!
3. Bau Pesing dan Tai di Toilet!
Saya tidak tau apa gerangan yang sedang terjadi. Saat saya sangat kebelet pipis dan teman saya yang sibuk mencari kloset jongkok, saya kualahan menahan bau pesing dan melihat 💩 demi 💩saat membuka hampir setiap pintu toliet.
Toilet di rest area memang gratis, tapi ya nggak gini juga. Saya merasa janggal dengan hal ini, bukankah seharusnya kita bisa lebih menghargai orang karena diberi fasilitas gratis? Bukankah seharusnya manusia itu berpikir kalau tai dan air seni adalah tanggung jawabnya. Kucing aja berupaya untuk menutup tainya dengan tanah, lho.
Entah karena kebanyakan pengunjung tidak mengerti mekanisme penggunaan toilet duduk yang pakai flush atau nggak bisa menyiram air sampai baunya kemana-mana. Tetap saja, urusan buang air adalah ranah yang sangat pribadi. Kecuali dalam kondisi tertentu yang membutuhkan bantuan orang lain seperti bayi, lansia dan disabilitas.
Namun, saya memang tidak melihat petugas kebersihan di sana. Saya mencoba positive thinking, mungkin mereka belum jadwalnya untuk piket. Terlepas dari itu, saya tidak bisa sepenuhnya menyalahkan petugas kebersihan toilet.
Dua pihak yang perlu bertanggung jawab atas ini adalah pengunjung secara pribadi dan ketua kelompok atau tour guide, yang tidak memberikan informasi dan mengingatkan pentingnya adab membuang air. Saya tau anda tidak begini di rumah, tapi ini anda berada di tempat yang bukan tempat dan hanya anda saja yang memakainya.
Saya pun akhirnya makin menyadari bahwa, pembangunan fasilitas jika tidak diimbangi dengan pembangunan pendidikan yang memuat pengetahuan, moral, etika dan sikap bijak maka akan sia-sia. Percuma fasilitas megah dan luas, tapi kebersihan dan kenyamananya tidak terjaga.
Kesadaran ini harus dibangun bersama, agar manfaatnya juga bisa kita rasakan bersama~
Semoga Gen tidak mengalami yang saya alami dan tidak berkontribusi memberi pengalaman buruk bagi orang lain, ya!
Comments
Post a Comment